.quickedit{ display:none; }
Hatur saur ka urang Lembur, bagea ka baraya nu ti kota

Selasa, 02 Agustus 2011

IBN SABA' IS THE REAL MAN

oleh Ma Mustofa pada 29 Juli 2011 jam 13:59
اعوذبالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الحيم, اللهم صلى على محمد و على ال محمد

Salah satu yang menjadi senjata bagi orang-oraang munafiq dalam menentang dan menyerang keyakinan muslim Syiah adalah mereka mengkait-kaitkan cerita Ibn Saba' sebagai orang nomer wahid dalam mengasaskan mazdhab ini, akhirnya Syiah dijuluki oleh musuh-musuhnya dengan julukan Saba'iyah. sumber awal tentang Ibn Saba' digulirkan oleh para sejarawan sunni, diantaranya yang menjadi rujukan cerita Ibn Saba' adalah At Thabari dalam kitab tarikhnya, Ibn Asakir atau Ad Dzahabi, 

Pun demikian dengan orang-orang sebelumnya seperti Ibn Katsir, Ibn Atsir, Ibn Khaldun, Abu Fida'. adapun penulis setelahnya adalah seperti Rasyid Ridho, Ahmad Amin dll. kesemua penulis tersebut merujuk pada at Thabari, Ibn Asakir atau Ad Dzahabi. adapun cerita mereka semua berisnad kepada satu orang yaitu Saif ibn Umar at tamimi al usadi yg meninggal th 170 H. ya meskipun si Saif ini dituduh bohong dan ditentang oleh ulama' seperti an Nasa'i, al Hakim, Abu Dawud, ibn Hajar, Ibn Hibban, Ibn Abd al Bar dan selain mereka.

Disini aku tidak akan membahas tentang pendapat para ulama’ mengenainya. dan anggaplah si Saif itu jujur dalam masalah ini ya meskipun dia tertuduh sebagai pembohong. dalam hal ini mari kita telusuri hakikat tentang Ibn Saba' itu sendiri, dan anggaplah jika dia adalah THE REAL MAN alias seseorang yang bener-bener nyata dan ada. oleh karena itu mari kita selidiki siapakah ibn saba' dalam literatur sunni serta tingkah lakunya.

Ibnu Saba’ dalam literatur muslim sunni disebut sebagai berasal dari Ssana’a dan dia adalah dari ahl kitab alias yahudi tulen, Ibn Saba’ dinisbatkan kepada wilayah Saba’, tapi tentunya banyak sekali orang-orang yang memperoleh julukan ibn Saba’. Ibn Saba’ dijadikan pihak yang tertuduh atas munculnya fitnah-fitnah serta kekacauan pada masa kekhalifahan Usman ibn Affan sehingga pemerintahannya menjadi tidak stabil, dan sebelum kekhalifahannya tidak ada satupun sejarawan yang menyebut akan eksistensi Ibn Saba’ pada masa Abu Bakar maupun Umar ibn Khattab. 

Disini perlu dipertanyakan, siapakah ibn saba’ yang bisa membuat kekacauan sedemikian besarnya sehingga berakhir pada pembunuhan Usman ibn Affan,???. Apakah Ibn Saba’ itu orang hebat sehingga dia bisa mendikte sahabat-sahabat besar semacam Abu Dzar al ghiffari untuk melakukan penentangan terhadap Muawiyah di syiria dan usman di madinah..??? Lalu apakah Abu Dzar teramat tolol dalam memahami agama Islam sehingga ia membutuhkan ilmu dari Ibn Saba’ al yahudi.

Ada satu cerita bahwa pada suatu hari ketika Abu Dzar pulang dari Syiria, beliau berkata kepada Usman “kurang baik jika seseorang hanya memberikan zakatnya saja, dan ada sebaiknya ia juga memberiakan infaq kepada orang yang meminta-minta, memberi makan kepada mereka yang kelaparan, dan berinfaq di jalan Allah”. Maka ka’ab al ahbar al yahudi yang ketika itu hadir dalam tempat itu berkata,”sudah cukup jika seseorang sudah menunaikan kewajibannya”. 

Mendengar jawaban tersebut Abu Dzar marah kepadanya dan berkata kepada ka’ab, “ Hai kamu anak ahlul kitab (yahudi), apa maksudmu??? Apakah kamu akan mengajari kami dengan agama kami”??? kemudian Abu Dzar memberinya pukulan dengan tongkat. (murujud dhahab).

Abu Dzar pada masa Umar pergi ke Syria dan beliau masih tetap ada di sana pada masa Usman, beliau menyebarkan agama serta nasehat2 dari Nabi, gubernur syria saat itu yakni Muawiyah ibn Abu Sofyan tidak suka akan keberadaan beliau, karena Abu Dzar dengan lantang mengucapkan kebenaran tanpa rasa takut sedikitpun, namun Muawiyah sendiri tidak bisa berbuat apa-apa, Abu dzar selama di Syiria terus mengkritik secara terang-terangan pemerintahan Usman di madinah yang korup, melanggar hukum quran serta tidak adil tehadap rakyat, tapi akhirnya Muawiyah mengirimkan surat ke Madinah supaya Usman memanggil Abu Dzar ke Madinah dan tidak lagi di Syria untuk melakukan provokasi. 

Setibanya di Madinah dan Abu Dzar menghadap Usman, maka Usman ibn Affan berkata, “Aku sudah tahu bahwa engkau ( Abu Dzar) mau mengatakan jika nabi pernah bersabda : ketika bani Umayyah telah mencapai bilangan 30 maka mereka akan menganggap kota-kota Allah sebagai kota mereka, makhluk-makhluk Allah sebagai budak mereka, dan agama Allah sebagai alat penghianatan mereka”, maka Abu Dzar berkata jika beliau pernah mendengar Nabi berkata demikian, usman ingin mendustakan abu dzar tapi ia tidak berani karena ia tahu bahwa nabi sendiri pernah berkata bahwa Abu Dzar adalah orang yang jujur, jika usman mendustakan Abu Dzar berarti usman juga menuduh Nabi berbohong. 

Akhirnya Usman diam saja, dan setiap Abu Dzar bertemu dengan Usman, maka Abu Dzar membacakan surat at taubah ayat 34-35: “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."

Dan ketika Usman menjanjikan Abu Dzar dengan uang dan emas dengan niatan menyuap Abu Dzar dan supaya Abu Dzar tidak lagi berbicara lantang dan keras serta kebenaran mengenai diri usman yang korup dan tidak adil, maka Abu Dzar menolaknya dengan entah-mentah, dan ketika cara tersebut tidak berhasil maka usman pun mengusirnya dari medinah ke Rabadhah dan mengutus marwan yang pernah diusir nabi keluar madinah untuk mengusir Abu Dzar.

Dalam literatur muslim sunni juga banyak disebutkan bahwa ada beberapa sahabat yang sangat lantang menentang penyimpangan yang dilakukan oleh Usman ibn affan dan gubernurnya muawiyah di syam. Ya dialah Ammar ibn yasir, ammar melakukan banyak sekali profokasi di masyarakat terhadap kepemimpinan usman ib affan yang telah menyimpang jauh dari quran. 

Bahkan ibn qutaibah dalam kitab sejarahnya menyebutkan bahwa muawiyah pernah berkata kepada Ammar...”dan kamu Ammar akan menjadi tertuduh atas pembunuhan Usman”..... maksudnya jika Usman ibn Affan mati karena pergolokan yang terjadi akibat provokasi yang dilancarkan sahabat-sahabat besar maka Ammar adalah orang yang akan dijadikan tersangka utama. 

Tapi sayangnya dalam literatur ulama’ sunni tidak disebutkan adanya upaya Usman maupun Muawiyah untuk menekan ibn saba’...!!! bukankah dia dijadikan sebagai sang inovator dalam pemberontakan masyarakat terhadapa kepemimpinan usman..!!! padahal usman sendiri tidak diam terhadapa tindakan sahabat-sahabat besar seperti Abu dzar dan Ammar ibn Yasir. 

Telah diketahui oleh banyak ulama’ sejarah maupun hadist bahwa cara yang digunakan oleh Uman ibn Affan untuk melenyapkan Abu Dzar adalah dengan cara mengusirnya dari madinah supaya Abu Dzar tidak lagi melakukan provokasi menentang kedholiman usman, Abu Dzar diusir dari Madinah dan diasingkan ke Rabadzah, dan akhirnya Abu Dzar meninggal disana (32 H) yang hanya ditemani anak perempuannya saja karena istrinya telah meninggal terlebih dulu (nabi pernah berkata kepada abu dzar jika ia nanti akan meninggal dalam keterasingan dan kesendirian ). 

Lalu apakah setelah Abu Dzar meninggal bentuk provokasi telah hilang dan usman bisa aman dari gangguan-gangguan yang dilancarkan sahabat untuk menentang kepemimpinannya yang korup dan menyimpang dari agama...??? tentu tidak, karena masih ada satu lagi sahabat2 nabi yang sangat vokal demi menentang usman serta kroni-kroninya dan ia laksana memiliki hak veto, ya dialah Ammar ibn Yasir. 

Pada tahun 35 H, ketika fitnah menerpa Usman dan Usman sendiri tidak bisa menepis atas isu tersebut, Ammar terus melakukan provokasi dan Bani Makhzum telah berlepas diri dari pemerintahan Usman, keberanian ammar ini tak pantang surut meskipun ia sering memperoleh tekanan dari kalangan Bani Umayyah. Sampai-sampai dalam suatu pertemuan Ammar telah diancam oleh Muawiyah untuk dijadikan tertuduh utama jika terjadi pembunuhan terhadap Usman ibn Affan..... (Ibn Quraibah ; tarikh khulafa’ jilid 2)

Ammar sendiri tidak takut akan ancaman apapun, dia tetap saja berucap lantang jika Usman telah mengabaikan kepentingan rakyat banyak, dan Usman telah menghidupkan adat jahiliyah yang telah ditumpas oleh Nabi.

Diceritakan oleh ibn Qutaibah dalam kitabnya (  Fi Imamah wa Siyasah) : ketika sejumlah orang (sahabat) berjanji untuk memberikan al kitab (surat untuk Usman supaya dia berhukum dengan al Qu'ran) kepada Usman, diantara mereka ada Ammar ibn Yasir, Miqdad dan semuanya berjumlah 10 orang, ketika mereka berangkat untuk menyerahkan surat kepada Usman, sementara surat ada pada tangan Ammar, maka mereka meninggalkan Ammar dengan sembunyi-sembunyi hingga akhirnya Ammar tinggal sendirian. 

Ketika Ammar sampai kerumah Usman, Ammar meminta izin masuk, ketika ia masuk ia mendapati di rumah Usman Marwan ibn Hakam dan keluarganya dari bani Umayyah. Lau Ammar menyerahkan tulisan tersebut kepada usman, setelah Usman membacanya ia bertanya kepada Ammar, “apakah kamu yang menulisnya...???” Ammar menjawab,”benar saya yang telah menulisnya”.

Kemudian usman bertanya siapa yang ada dibelakang Ammar untuk medukungnya, tapi Ammar tidak memberitahukannya. Kemudian usman berkata kepadanya,”kenapa kamu berani sekali dengan memberikan surat ini sendirian???” maka Marwan berkata, “ wahai amirul mu’minin’ BUDAK HITAM INI (IBNU SAUDA’) telah bersikap lancang kepadamu dihadapan banyak orang, jika tuan membunuhnya, maka saya akan pura-pura tidak tahu, kemudian Usman berkata kepada orang-orang ,”pukulilah dia (Ammar)”, maka Marwan dan keluarganya dari bani Umayyah memukulinya, dan Usman sendiri turut serta memukulinya hingga perut Ammar sobek dan akhirnya ammar jatuh pingsan, kemudian tubuh Ammar dilemparkannya keluar, lalu ummul mu’minin ummu Salamah memerintahkan orang untuk mengangkut tubuh Ammar dan membawanya masuk ke dalam rumah. 

Karena peristiwa tersebutlah bani Mughirah (merupakan sekutu bani Umayyah sejak dulu) berkata kepada Usman, “jika Ammar meninggal gara-gara pemukulan ini, maka kami akan menuntut balas dari salah satu pemimpim bani Umayyah”, tapi usman berkata dengan berlagak pilon dengan menjawab, “aku tidak tahu menahu”.

Ada hal lain yang dilakukan oleh Ammar yang membuat Usman sangat marah, dan diantaranya adalah yang dijelaskan oleh al Ya’qubi dalam kitab sejarahnya, “Ibn Mas’ud sering marah  kepada Usman hingga akhir hayatnya” ya karena Usman sendiri pernah menyuruh orang-orangnya untuk menyeret Ibn Mas’ud sampai-sampai tulang rusuknya retak. 

Dan ketika Ibn Mas’ud meninggal dan dimakamkan, Ammar ibn Yasir ikut mensholati jenazahnya, akan tetapi Usman tidak diberitahu akan kematian Ibn Mas’ud. Lalu ketika usman melihat adanya kuburan baru, usman bertanya kubur siapakah ini, lalu dijawab orang-orang  ini adalah kubur Ibn Mas’ud, lalu Usman berkata kenapa ia tidak diberi tahu, lalu dijawab oleh orang-orang, ini adalah perintah dari Ammar ibn Yasir, katanya Ammar medapat wasiat untuk tidak memberi tahukan kematiannya kepada Usman, 

Demikian pula ketika Miqdad meninggal Usman tidak diberi tahu oleh Ammar ibn Yasir, maka akibat dari ulah Ammar inilah kemarahan usman makin menjadi-jadi terhadap Ammar, Usman berkata, “”katerlaluan anak kulit hitam itu (IBNU SAUDA’) akulah yang lebih mulia dari dia (ammar)”...(ibn qutaibah, fi imamah was siyasah).

Maka Usman dan klan Bani Umayyah yang pertama kalinya memberikan julukan IBNU SAUDA kepada Ammar ibn Yasir, ucapan Usman ini akhirnya mejadi masalah besar, karena ini merupakan penghinaan terhadap ibu Ammar yaitu Sumayyah, wanita muslim yang termasuk kalangan pertama masuk islam (assabiqunal awwalun) dialah wanita dan bersama suaminya ( Yasir  ) yang pertama kali mati syahid dalam dunia Islam demi memegang teguh agama islam.

Julukan inilah yang akhirnya menjadi nama resmi yang ditujukan kepada Ammar oleh Bani Umayyah. Julukan ibnu sauda’ inilah yang akhirnya menjadi kesalahan perujukan dari Ammar ibn Yasir ( ibnu Sauda’) menjadi Ibnu Saba’ yang kemudian kesalahannya lebih jauh dengan menamakan Abdullah bin Saba’, beliau adalah orang yang paling getol dalam merongrong kekuasann Usman di madinah, dialah sahabat Rosul (dan sahabat lain) yang teguh memegang Islam dan yang telah memprovokasi rakyat untuk menentang kepemimpinan Usman yang korup dan menyimpang dari sendi-sendi ajaran quran, dan selain Ammar ibn yasir dan Abu dzar, saya tidak mengetahui adanya sahabat yang begitu vokal dalam membeberkan kebejatan dan penyimpangan Usman serta para kroninya dikalangan Bani Umayyah.


KESIMPULAN
Ibn Saba’ dikatakan sebagai orang yang pertama mengemukakan teori bahwa nabi berwasiat kepada Ali ibn thalib dan Ali adalah manusia termulia setelah Nabi saww, dalam hadist yang saya pelajari tentang wasiat nabi kepada Ali dan kedudukannya yang mulia dalam literatur kitab2 ulama’ muslim sunni, tidak ada satupun rangkaian dalam sanadnya atas nama ibn saba’, hal ini telah mematahkan tuduhan atas diri syiah jika yang mengasaskan keyakinan mereka adalah berasal dari ibn saba’ 

Ibn saba’ dikatakan sebagai orang merongrong kekuasaan usman di madinah serta gubernur Usman di Syiria yaitu Muawiyah, namun sejarah yang ditulis oleh ulama’ dari muslim sunni telah menyebutkan dengan jelas bahwa yang merongrong serta memrovokasi masyarakat terhadap kedhaliman usman serta kroni-kroninya dan berakhir pada pembunuhan usman adalah dari kalangan sahabat2 Nabi sendiri, seperti ; Ammar ibn Yasir, Abu Dzar al Ghiffari, Thalhah, Zubair, Muhammad ibn Abu Khudzaifah, Muhammad ibn Abu Bakar dll. 

Jika Usman ibn Affan saja berani berlaku kasar dan keterlaluan terhadap sahabat besar nabi seperti Abu Dzar dan Ammar ibn Yasir, lalu kenapa usman juga tidak berlaku yang sama terhadap Ibn Saba’, ini tak lain karena ibn saba’ dan ibn sauda’ adalah satu orang, ya dialah Ammar ibn Yasir sahabat Nabi Saww 

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang profesor sunni dari Damaskus yaitu Profesor Muhammad Kurdi Ali beliau menulis, “.....Adapun yang diungkapkan oleh sebagian penulis bahwa mazdhab Syiah adalah bid’ah yang dibuat oleh abdullah Ibn Saba’, yang terkenal dengan julukan Ibn al Sauda’ adalah karena sempitnya pengetahuan mereka terhadap hakikat mazdhab syiah..........tidak diragukan lagi bahwa awal kemunculan syiah adalah dari Hijaz, negeri kaum syiah,.........di Damaskus, dikenal bahwa zaman (kemunculan) mereka (syiah) adalah pada abad pertama Hijriyah

CATATAN
Jika ada sahabat2 besar nabi seperti Ammar dan Abu Dzar yang telah memprovokasi rakyat sehingga berakhir pada pembunuhan Usman oleh rakyat, maka apakah mereka bedua telah berlaku dhalim dan tersesat....??? aku kira itu mustahil karena ulama’ sunni telah menyebutkan tentang kepribadian mereka berdua dengan sebutan yang baik, seperti dalam sebuah hadist nabi bersabda, bahwa diri Ammar penuh dengan iman sejak dari puncak kepalanya hingga tapak kakinya (sunan ibn majjah jil.1 hal.65, al ishabah jil.2 hal.512),

Juga hadist nabi :“Ammar selalu bersama kebenaran dan kebenaran selalu bersama Ammar,  sayang sekelompok pendurhaka akan membunuhya,Ammar mengajak mereka ke surga sedangkan mereka mengajak ammar ke neraka” (mustadrak jil.3 hal.392, tarikh ibn kastir jil.7 hal.268-270, sahih bukhari, jil.8 hal.185-186, musnad ahmad ibn hanbal jil.2 hal.161 dan lain2). Sedangkan tentang abu dzar nabi pernah berkata, “Alangkah sedikitnya orang di bumi yang berbicara lebih benar dari Abu Dzar” atau “di bawah kolong langit dan di atas muka bumi ini tak ada yang lebih berkata benar selain Abu Dzar”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar